Ledakan dilaporkan terjadi pada tanggal 8 Oktober sekitar pukul 11 waktu setempat. Sebuah laporan menunjukkan bola api yang cerah, disertai dengan ledakan dan awan debu yang tersisa.
Menurut para ahli di NASA / JPLNear-Earth Object Program Office di Pasadena, California, Don Yeomans, Paulus Chodas, Steve Chesley ledakan terjadi karena masuknya sebuah asteroid berdiameter 10 meter ke dalam atmosfer.
Karena tekanan atmosfer, obyek diduga meledak di dalam lapisan atmosfer dan menghasilkan pelepasan energi sekitar 50 kiloton.
"Sepengetahuan saya ini mungkin merupakan obyek terbesar yang menyerang bumi sejak bola api di dekat Kepulauan Marshall, Pasifik Selatan pada 1 Februari 1994," kata Clark Chapman, seorang ilmuwan spesialis asteroid dan planet di Southwest Research Institute (SwRI) di Boulder, Colorado.
"Obyek Indonesia itu besar dan menghasilkan ledakan atmosfer yang setara dengan beberapa bom Hiroshima, tidak dapat dibayangkan jika ini terjadi setiap dekade," kata Chapman.
Tanda-tanda awal akan kejadian itu telah diketahui oleh peneliti Kanada, Peter Brown dan mahasiswa pascasarjana Elizabeth Silber, dari kelompok infrasonik meteor, departemen Fisika dan Astronomi di University of Western Ontario, Ontario.
Para peneliti telah melakukan pemeriksaan rinci terhadap seluruh stasiun pengawasan sistem infrasonik dari Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO). Penelitian awal menemukan bahwa total dari 11 stasiun menunjukkan sinyal kemungkinan dari sebuah ledakan besar.[ito]
by : Donny Andhika
0 komentar:
Posting Komentar